Di luar nikel, MDKA memperkuat portofolio mineral melalui pengembangan proyek emas dan tembaga. Proyek Tujuh Bukit (TB) Copper yang kini berada pada tahap studi kelayakan memiliki sumber daya mineral sekitar 1,74 miliar ton, setara 8,2 juta ton tembaga dan 27,9 juta ons emas.
Sementara itu, proyek Pani Gold telah mencapai progres pengembangan 83 persen dan dijadwalkan memulai penambangan awal pada 1 Oktober 2025, dengan total sumber daya sekitar 7 juta ons emas.
Pendanaan juga diperkuat melalui IPO PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS) yang berhasil menghimpun dana sebesar USD282 juta guna mendukung pertumbuhan jangka panjang.
Di sektor hilirisasi nikel, MDKA terus mendorong pengembangan proyek HPAL melalui MBMA. Proyek PT SLNC telah mencapai progres sekitar 54 persen untuk fasilitas HPAL dan 20 persen untuk feed preparation facility, dengan target produksi awal MHP sekitar 18 ribu ton pada 2026. Sementara itu, produksi MHP melalui PT ESG terus meningkat menuju kapasitas penuh 25-30 ribu ton dengan biaya kas di bawah USD9.000 per ton.
Dengan pendekatan Sum of the Parts, Phintraco Sekuritas memperkirakan nilai wajar saham MDKA sebesar Rp3.140 per saham, lebih tinggi dari estimasi sebelumnya Rp2.510. Estimasi tersebut mencerminkan valuasi 14,5x EV/EBITDA FY25F, dengan terminal growth 1,46 persen dan required return 9,35 persen.