Manajemen perseroan menjelaskan, hal itu terjadi karena melemahnya daya beli pelanggan akibat melonjaknya harga beras yang dignifikan lebih dari 20 persen, sehingga menyebabkan meningkatnya inflasi pangan pada periode tersebut.
"Kenaikan harga beras berdampak pada penurunan permintaan produk kesehatan konsumen karena konsumen saat ini lebih selektif dalam berbelanja dibandingkan triwulan sebelumnya," tulis manajemen SIDO dalam keterangan resminya, Senin (30/10/2023).
"Saat ini, pelanggan mengarahkan prioritasnya ke kategori makanan dan transportasi sebagai daftar belanja utama mereka," imbuhnya.
Meskipun penjualan mengalami pelemahan, perusahaan mampu mempertahankan pangsa pasar yang stabil. Pangsa pasar Tolak Angin tercatat meningkat 1,4 persen menjadi 73 persen untuk periode yang berakhir September, dibandingkan tahun lalu sebesar 71 persen.
"Tantangan penjualan saat ini dipandang sebagai tantangan jangka pendek, yang diperkirakan akan teratasi seiring dengan membaiknya daya beli, dan pelanggan akan kembali mengonsumsi suplemen herbal secara rutin kembali," ungkap manajemen SIDO.