IDXChannel – Harga emas dunia kembali melemah di awal perdagangan Kamis (25/7/2024), melanjutkan koreksi yang terjadi pada Rabu (24/7).
Menurut data Trading View, pukul 08.45 WIB, emas di pasar spot turun 0,70 persen secara harian ke posisi USD2.380 per troy ons. Kemarin, si logam kuning merosot 0,51 persen usai gagal menembus area supply atawa resistance 2.415-2.430.
Secara teknikal, dalam chart harian, emas masih di kisaran area support 2.400-2.380. Sejauh belum turun ke bawah support tersebut, si logam kuning masih memiliki peluang untuk menguji resistance terdekat di 2.415-2.430.
Namun, apabila emas turun ke bawah level 2.380, area demand selanjutnya berada di 2.310-2.300.
Mengutip Dow Jones Newswires, Kamis (25/7), investor mungkin tetap berhati-hati menjelang data ekonomi utama AS yang akan dirilis pekan ini, kata CEO EA Trading Eman AlAyyaf.
Data yang harus diperhatikan mencakup perkiraan awal PDB kuartal II-2024 pada malam ini dan indeks harga PCE bulan Juni pada Jumat, kata AlAyyaf.
Data tersebut dapat memberikan petunjuk tentang tindakan bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed) di masa depan, dengan pasar memperkirakan penurunan suku bunga akan dimulai pada September, yang dapat mendukung harga emas lebih tinggi.
Investor juga mencermati perkembangan kampanye pemilu AS, karena Wakil Presiden Kamala Harris diperkirakan akan menjadi kandidat dari Partai Demokrat untuk menghadapi Donald Trump dari Partai Republik.
“Sementara di satu sisi, harga emas mungkin turun karena berkurangnya permintaan, karena inflasi yang lebih rendah dan suku bunga yang tinggi menawarkan investor imbal hasil yang menarik dan bebas risiko seperti Treasury, faktor-faktor lain seperti kondisi ekonomi dan geopolitik, dan volatilitas pasar mungkin tetapi membuat harga emas kuat," kata Saxo Bank.
Beberapa analis melihat koreksi emas ini sebagai semacam pullback atau koreksi yang “khas” setelah kenaikan ke rekor tertinggi pada Rabu pekan lalu.
“[Meskipun penurunan harga emas] tampaknya parah, hal ini merupakan perilaku khas pasar yang didorong sebagian besar oleh spekulasi investor Barat," kata editor Gold Newsletter Brien Lundin kepada MarketWatch, Sabtu (20/7) pekan lalu. (Aldo Fernando)