sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Utang WIKA Capai Rp29 Triliun, Siapkan Restrukturisasi di 2026

Market news editor Cahya Puteri Abdi Rabbi
13/11/2025 14:48 WIB
WIKA tengah menyiapkan langkah restrukturisasi keuangan untuk tahun depan demi membereskan masalah utang yang menumpuk. 
WIKA tengah menyiapkan langkah restrukturisasi keuangan untuk tahun depan demi membereskan masalah utang yang menumpuk. (Foto: Dok. WIKA)
WIKA tengah menyiapkan langkah restrukturisasi keuangan untuk tahun depan demi membereskan masalah utang yang menumpuk. (Foto: Dok. WIKA)

IDXChannel - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) tengah menyiapkan langkah restrukturisasi keuangan untuk tahun depan demi membereskan masalah utang yang menumpuk. 

Saat ini, posisi utang berbunga WIKA mencapai Rp29 triliun. Baru-baru ini, BUMN konstruksi tersebut juga mengalami gagal bayar untuk Sukuk Mudharabah Tahap I Tahun 2022 Seri A akibat seretnya arus kas (cash flow).

Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito mengatakan, penurunan kinerja perseroan pada tahun ini berdampak pada kondisi arus kas. Oleh karena itu, WIKA tak mampu menyelesaikan kewajibannya kepada kreditur.

“Karena pendapatan WIKA turun, sehingga memang tidak mempunyai cukup cash-in untuk membayar kewajiban-kewajiban yang ada di tahun 2025,” kata Agung dalam Paparan Publik secara daring, dikutip Kamis (13/11/2025).

Agung menjelaskan, nilai outstanding utang berbunga WIKA saat ini mencapai Rp29 triliun dengan rincian utang bank Rp19 triliun dan obligasi serta sukuk Rp10 triliun. Dia menyatakan, perseroan akan melakukan restrukturisasi pada tahun depan dengan mengacu pada kondisi riil kontrak dan kewajiban perseroan.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Keuangan WIKA, Sumadi menambahkan, manajemen saat ini masih mengkaji opsi restrukturisasi yang paling sesuai dengan kondisi perusahaan. Salah satunya kembali menerapkan skema Master Restructuring Agreement (MRA) dengan perbankan.

“Kami mengkaji akan melakukan restrukturisasi yang seperti apa. Namun, memang ada potensi dengan kondisi sekarang, WIKA akan melakukan MRA lagi dengan perbankan,” kata Sumadi. 

Untuk memperbaiki kinerja, WIKA masih akan fokus menjalankan tiga pilar transformasi. Pertama, pemilihan kontrak pekerjaan dengan margin dan termin yang berkelanjutan dari sisi arus kas dan memperkuat efisiensi harga pokok penjualan (HPP) melalui penerapan lean construction.

“Kami memang mulai selektif di dalam memilih proyek. Untuk memperbaiki cash flow memang kami harus mencari proyek-proyek yang monthly payment (pembayaran bulanan), sehingga cash flow tidak tertekan,” ujar Agung.

Kedua, perseroan akan melanjutkan rencana divestasi atas anak usaha dan perusahaan asosiasi yang tidak terkait langsung dengan bisnis inti WIKA di sektor konstruksi (non-core assets). Selain itu, perseroan juga menjalankan langkah perbaikan kinerja anak usaha dan perusahaan asosiasi untuk meningkatkan pemulihan dan dividen bagi perseroan.

Ketiga, WIKA akan melakukan renegosiasi atas tenor pinjaman dan penurunan tingkat bunga sesuai Cash Flow Available for Debt Service (CFADS) atau arus kas tersedia untuk layanan utang, juga mengurangi potensi kerugian dengan melepaskan kendali WIKA pada non-core assets, sehingga dapat meminimalisir eksposur kerugian.

(Rahmat Fiansyah)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement