"Jika dibandingkan dengan RKAP 2021 terdapat pelampauan yang signifikan karena RKAP realisasi pada 2019 dan 2020 belum terdapat pengadaan vaksin," tutur Honesti.
Pendapatan juga didukung sinergi anak usaha baik dari aspek alat kesehatan, suplemen, dan obat-obat penanganan teraputik seperti favipiravir dan oseltamivir.
Untuk Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) mencapai Rp4,027 atau tumbuh 263 persen. Sementara, total aset Bio Farma mencapai Rp40,44 triliun hingga 31 Desember 2021. Angka ini naik 23,71 persen dibandingkan tahun 2020.
Honesty menyebut meski realisasi total liabilitas naik 36,86 persen per 31 Desember 2021, angka ini masih mencerminkan level sehat dari sisi korporasi. Arus kas operasi mengalami positif sebesar Rp6,59 triliun. Pencapaiannya 360,68 persen lebih tinggi dari target RKAP 2021 dan meningkat 34.307,42 persen dari tahun 2020.
(NDA)