Perseroan juga mengalokasikan Rp28,86 miliar untuk operasional produksi sinetron. Sementara itu, Rp16,82 miliar dipakai untuk akuisisi tanah dan bangunan berupa ruko, termasuk pajak pembelian.
Adapun sisa dana tersebut, kata Budiman, akan digunakan untuk mendukung kebutuhan operasional hingga tutup tahun ini.
"Akan digunakan untuk operasional Perseroan sampai dengan Desember 2025," tuturnya.
VERN mencatat penurunan drastis pada pendapatan dan laba bersih hingga semester I-2025. Pendapatan tercatat sebesar Rp39,46 miliar, turun 71,56 persen year-on-year/yoy dari Rp138,73 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Laba bersih mencapai Rp5,8 miliar hingga paruh pertama, jauh di bawah target tahunan yang diproyeksikan.
Untuk membalikkan keadaan di paruh kedua 2025, VERN menargetkan tambahan produksi sinetron dan menayangkan film bioskop perdana pada awal Desember 2025.
"Dalam hal target film bioskop, belum dapat ditayangkan di Semester-1 2025 karena masih masuk dalam waiting list di bioskop," kata dia.
(NIA DEVIYANA)