sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

VKTR Pilih Garap Bus dan Truk Listrik Ketimbang Kendaraan Pribadi, Ini Alasannya

Market news editor Taufan Sukma/IDX Channel
19/06/2023 13:37 WIB
ketersediaan pasokan daya listrik EV bisa lebih terjamin lantaran titik pengisian daya dapat disesuaikan sesuai kebutuhan.
VKTR Pilih Garap Bus dan Truk Listrik Ketimbang Kendaraan Pribadi, Ini Alasannya (foto: MNC Media)
VKTR Pilih Garap Bus dan Truk Listrik Ketimbang Kendaraan Pribadi, Ini Alasannya (foto: MNC Media)

IDXChannel - PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) telah resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (19/6/2023).

Pencatatan (listing) saham tersebut menjadi puncak dari Penawaran Umum Perdana Saham (Initial Public Offering/IPO) yang digelar perusahaan, dengan melepas 8,75 miliar sahamnya ke publik.

Atas aksi korporasi tersebut, VKTR sukses mengantongi dana segar sebesar Rp875 miliar, yang bakal digunakan untuk penguatan belanja modal (capital expenditure/Capex) dan penambahan modal kerja (Operational Expenditure/OPEX) guna memperkuat ekspansi perusahaan.

Tak hanya itu, sebagian dana hasil IPO juga bakal ditempatkan di anak usaha, yaitu Bakrie Autoparts (BA), sebagai penyertaan modal untuk kepentingan pengembangan usaha.

Dalam pengembangan bisnisnya, VKTR dipastikan masih akan concern untuk menggarap bisnis kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di ceruk kendaraan publik, yaitu bus dan truk.

Langkah tersebut sengaja diambil VKTR justru di saat pasar EV Tanah Air kini tengah diramaikan oleh pelaku bisnis yang berlomba masuk ke segmen kendaraan pribadi, baik itu mobil maupun motor.

"Kami melihat opportunity di segmen bus dan truk ini sangat besar, sehingga belum ada rencana masuk ke sana (EV kendaraan pribadi)," ujar Komisaris Utama VKTR, Anindya Novyan Bakrie, kepada idxchannel, beberapa waktu lalu.

Pilihan strategi untuk fokus ke ceruk pasar bus dan truk listrik, menurut Anindya, didasarkan pada data bahwa saat ini sudah ada 200.000 unit bus yang beroperasi di Indonesia, dengan 10.000 diantaranya berada di Jakarta.

Jumlah tersebut dikatakan Anindya bahkan sudah melebihi jumlah populasi bus yang ada di London, yang notabene dikenal sebagai kota dengan populasi bus yang sangat banyak, termasuk juga jenis bus double decker di dalamnya.

"Dan kita bicara 10.000 unit bus di Jakarta itu saja sudah merupakan angka yang sangat besar. Bisa mencapai Rp40 triliun sendiri. Belum lagi kalau kita bisa maksimalkan (kinerja) dengan mengambil (ceruk pasar) yang 200.000 itu tadi," tutur Anindya.

Tak hanya itu, Anindya menjelaskan, trayek perjalanan bus dan truk relatif telah terjadwal secara rutin. Dengan demikian,ketersediaan pasokan daya listrik bisa lebih terjamin lantaran titik pengisian daya dapat disesuaikan sesuai kebutuhan.

Kondisi ini yang dikatakan Anindya menjadi pembeda antara bisnis EV di segmen bus dan truk dengan EV segmen kendaraan pribadi.

"Di segmen (kendaraan) pribadi, penggunaan (EV) ini random. Ada yang dipakai ibu-ibu untuk seputaran kompleks, tapi ada juga yang mungkin sampai luar kota, selagi dayanya masih memungkinkan. Kalau bus dan truk trayeknya lebih jelas. Artinya, secara (pasokan) daya dan juga perawatan, bisa lebih aman," ungkap Anindya.

Karenanya, ketimbang menyasar potensi penjualan EV di segmen kendaraan pribadi, VKTR disebut Anindya lebih tertarik untuk mengembangkan bisnisnya di ceruk pasar truk, seperti di area pertambangan dan sebagainya.

Meski, Anindya juga tidak mau sepenuhnya menutup kemungkinan bahwa suatu saat kelak VKTR juga bakal menggarap bisnis EV di segmen kendaraan pribadi.

"Kalau bicara next in the multiyears, who knows? Bisa saja (VKTR menggarap EV kendaraan pribadi). Tapi untuk saat ini, kami akan concern di bus dan truk. Potensinya masih demikian besar dan belum banyak tergarap. Jadi kami masih ingin concern ke situ," tegas Anindya. (TSA)

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement