Langkah tersebut sengaja diambil VKTR justru di saat pasar EV Tanah Air kini tengah diramaikan oleh pelaku bisnis yang berlomba masuk ke segmen kendaraan pribadi, baik itu mobil maupun motor.
"Kami melihat opportunity di segmen bus dan truk ini sangat besar, sehingga belum ada rencana masuk ke sana (EV kendaraan pribadi)," ujar Komisaris Utama VKTR, Anindya Novyan Bakrie, kepada idxchannel, beberapa waktu lalu.
Pilihan strategi untuk fokus ke ceruk pasar bus dan truk listrik, menurut Anindya, didasarkan pada data bahwa saat ini sudah ada 200.000 unit bus yang beroperasi di Indonesia, dengan 10.000 diantaranya berada di Jakarta.
Jumlah tersebut dikatakan Anindya bahkan sudah melebihi jumlah populasi bus yang ada di London, yang notabene dikenal sebagai kota dengan populasi bus yang sangat banyak, termasuk juga jenis bus double decker di dalamnya.
"Dan kita bicara 10.000 unit bus di Jakarta itu saja sudah merupakan angka yang sangat besar. Bisa mencapai Rp40 triliun sendiri. Belum lagi kalau kita bisa maksimalkan (kinerja) dengan mengambil (ceruk pasar) yang 200.000 itu tadi," tutur Anindya.