Tak hanya itu, Anindya menjelaskan, trayek perjalanan bus dan truk relatif telah terjadwal secara rutin. Dengan demikian,ketersediaan pasokan daya listrik bisa lebih terjamin lantaran titik pengisian daya dapat disesuaikan sesuai kebutuhan.
Kondisi ini yang dikatakan Anindya menjadi pembeda antara bisnis EV di segmen bus dan truk dengan EV segmen kendaraan pribadi.
"Di segmen (kendaraan) pribadi, penggunaan (EV) ini random. Ada yang dipakai ibu-ibu untuk seputaran kompleks, tapi ada juga yang mungkin sampai luar kota, selagi dayanya masih memungkinkan. Kalau bus dan truk trayeknya lebih jelas. Artinya, secara (pasokan) daya dan juga perawatan, bisa lebih aman," ungkap Anindya.
Karenanya, ketimbang menyasar potensi penjualan EV di segmen kendaraan pribadi, VKTR disebut Anindya lebih tertarik untuk mengembangkan bisnisnya di ceruk pasar truk, seperti di area pertambangan dan sebagainya.
Meski, Anindya juga tidak mau sepenuhnya menutup kemungkinan bahwa suatu saat kelak VKTR juga bakal menggarap bisnis EV di segmen kendaraan pribadi.