sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Wall Street Dibuka Lesu, Resesi Makin Bayangi Pasar

Market news editor Dinar Fitra Maghiszha
11/03/2025 22:00 WIB
Indeks utama Wall Street dibuka melemah pada perdagangan Selasa (11/3/2025) dibayangi kekhawatiran akan resesi.
Wall Street Dibuka Lesu, Resesi Makin Bayangi Pasar (Foto: dok Yahoo)
Wall Street Dibuka Lesu, Resesi Makin Bayangi Pasar (Foto: dok Yahoo)

IDXChannel - Indeks utama Wall Street dibuka melemah pada perdagangan Selasa (11/3/2025) dibayangi kekhawatiran akan resesi.

Dow Jones Industrial Average (DJI) melemah 0,16 persen ke 41.843,11, S&P 500 (SPX) turun 0,18 persen ke 5.604,45. Nasdaq Composite (IXIC) koreksi 0,12 persen ke 17.446,84.

Pergerakan pasar cenderung hati-hati, menyusul tekanan yang terjadi sejak awal pekan, sehingga membuat S&P 500 sempat anjlok cukup tajam

Gejolak pasar ini tidak terlepas dari ketidakpastian politik dan ekonomi Amerika Serikat yang semakin membebani sentimen investor. 

Akhir pekan lalu, Presiden AS Donald Trump menolak untuk mengesampingkan kemungkinan resesi, dan mengisyaratkan bahwa turbulensi ekonomi mungkin tak terhindarkan seiring dengan implementasi agendanya. 

Salah satu kebijakan yang menjadi sorotan adalah tarif dagang yang diberlakukan terhadap berbagai negara, termasuk sekutu AS sendiri. 

Kebijakan proteksionis ini memicu ketidakpastian bagi para pelaku pasar yang khawatir akan dampak negatif terhadap perekonomian global, demikian melansir Investing, Selasa (11/3/2025).

Selain itu, ketidakpastian di Washington semakin meningkat setelah Trump melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal terhadap pegawai federal.

Di tengah kondisi ini, perdebatan di Kongres mengenai rancangan undang-undang untuk mencegah penutupan pemerintahan (government shutdown) juga menjadi perhatian utama. 

Pada Selasa (11/3/2025), Partai Republik di DPR AS dijadwalkan melakukan pemungutan suara terhadap paket anggaran yang didukung oleh Trump.

Pekan ini, investor menantikan data Indeks Harga Konsumen (CPI) AS yang dijadwalkan rilis pada Rabu depan. 

Data ini akan menjadi indikator utama yang akan mempengaruhi keputusan kebijakan moneter The Federal Reserve dalam pertemuan pekan depan. 

Bank sentral AS diperkirakan mempertahankan suku bunga tetap, sembari mencermati dampak dari kebijakan tarif yang diterapkan oleh pemerintahan Trump.

(DESI ANGRIANI)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement