Laporan tersebut juga mencatat tingkat pengangguran turun menjadi 3,5 persen pada bulan September, lebih rendah dari ekspektasi pasar sebesar 3,7 persen.
Kenaikan bunga pinjaman secara agresif telah memicu kekhawatiran perlambatan pertumbuhan ekonomi, sekaligus memukul omset dari perusahaan. Pasar tenaga kerja yang masih ketat memungkinkan The Fed akan melanjutkan rencana pengetatan moneternya.
"Pasar khawatir bahwa Fed akan bergantung pada informasi seperti ini (tenaga kerja), yang kemudian mereka akan menekan ekonomi," kata Kim Forrest, kepala investasi di Bokeh Capital Partners, dilansir Reuters, Jumat (7/10/2022).
Kim mencermati para pelaku pasar modal AS masih belum memiliki kepercayaan mengingat The Fed tak bakal mengubah rencana suku bunganya sampai tahun depan, demi membawa inflasi di kisaran 2 persen.
Ke depan, pasar menantikan sejumlah pernyataan dari para pejabat Fed, seperti Presiden Fed New York John Williams, Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari, dan Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic. Setiap pernyataan dapat memberi katalis bagi pasar. (RRD)