Walmart cenderung berkinerja baik selama masa ekonomi sulit dan biasanya memulai tahun dengan panduan konservatif. Namun faktanya, konsumen berhadapan dengan peningkatan harga dan biaya pinjaman yang tinggi.
Konsumen banyak yang beralih ke kartu kredit dan utang lainnya untuk mendukung pengeluaran mereka. Semakin banyaknya pinjaman tersebut, diindikasikan konsumen AS kini mulai khawatir terhadap kondisi keuangannya.
“Berita dari Walmart ini semakin meningkatkan kekhawatiran tentang kondisi konsumen,” kata Matt Maley dari Miller Tabak + Co, mengutip Bloomberg, Jumat (21/2/2025) waktu Jakarta.
“Kami telah melihat beberapa angka yang sangat mengecewakan tentang kepercayaan konsumen dan data penjualan ritel minggu lalu jauh lebih rendah dari yang diharapkan. Hal ini menimbulkan beberapa pertanyaan tentang seberapa kuat pertumbuhan akan terjadi selama sisa tahun ini," ujarnya.