IDXChannel - Bursa saham Amerika Serikat atau Wall Street libur hari ini, Senin (26/12) untuk memperingati perayaan Natal.
Sejumlah proyeksi pekan depan menyebut, investor sedang menantikan Santa Claus Rally yang biasanya terjadi akhir Desember, dengan harapan dapat mengangkat nilai investasi mereka. Akankah itu terjadi?
Sebelumnya, ketiga indeks Wall Street berakhir menguat akhir pekan lalu. Dow Jones Industrial Average menguat 0,53% di 33.203,93, S&P 500 naik 0,59% di 3.844,82, dan Nasdaq Composite tumbuh 0,21% di 10.497,86.
Analis menilai, apabila koreksi terus terjadi, maka menandai ada suatu sentimen yang masih membebani pasar, termasuk seputar inflasi dan tingkat suku bunga Federal Reserve.
"Sentimen negatif tidak akan berubah hanya karena pergantian tahun," kata Co-Chief Investsment Truist Advisory Services, Keith Lerner, dilansir Reuters, Senin (26/12/2022).
Keith menilai, akhir pekan lalu dapat menjadi permulaan untuk menyambut Santa Claus Rally di pasar saham. Apabila itu terjadi, maka dampak yang signifikan baru terasa pada dua hari pertama perdagangan 2023.
Tapi tunggu dulu, penurunan tajam tiga indeks utama Wall Street bulan ini juga menggarisbawahi bahwa tren koreksi musiman masih terjadi, yang dipicu oleh kekhawatiran terhadap pengetatan moneter dari The Fed.
Pasar dinilai masih cemas suku bunga yang tinggi akan menjerumuskan ekonomi negeri Paman Sam ke jurang resesi.
Berdasarkan laporan BofA Global Research, Desember menjadi periode dengan aksi jual mingguan tertinggi, senilai USD41,9 miliar. Lembaga itu mengaitkan divestasi investor dengan fenomena 'tax loss harvesting', sebuah strategi melakukan penjualan aset dengan kerugian untuk mengimbangi pajak capital gain.
Ke depan, sejumlah laporan ekonomi AS akan dirilis, termasuk seputar pasar properti, dan klaim pengangguran. Likuiditas bursa saham diperkirakan akan turun mendekati level terendah pada akhir tahun ini menyusul aksi jual investor untuk kebutuhan liburan Natal dan Tahun Baru.
"Jika investor mulai melihat The Fed mengakhiri kenaikan suku bunga pada kuartal pertama 2023, maka kita akan menyaksikan dua cerita nantinya, termasuk kembalinya sentimen positif yang kuat tahun depan," kata Analis CFRA, Sam Stovall.
(FAY)