sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Wall Street Mayoritas Naik, Investor Tunggu Data Inflasi AS Pekan Depan 

Market news editor Fiki Ariyanti
11/05/2024 07:51 WIB
Wall Street sedikit menguat pada penutupan perdagangan Jumat (10/5) waktu setempat karena investor menantikan data inflasi pada pekan depan. 
Wall Street Mayoritas Naik, Investor Tunggu Data Inflasi AS Pekan Depan (foto mnc media)
Wall Street Mayoritas Naik, Investor Tunggu Data Inflasi AS Pekan Depan (foto mnc media)

IDXChannel - Wall Street sedikit menguat pada penutupan perdagangan Jumat (10/5) waktu setempat karena investor menganalisis komentar dari pejabat The Fed dan menantikan data inflasi pada pekan depan. 

Dow Jones Industrial Average (.DJI) naik 125,08 poin atau 0,32% menjadi 39.512,84, S&P 500 (.SPX) menguat 8,6 poin atau 0,16% ke 5.222,68, dan Nasdaq Composite (.IXIC) turun 5,40 poin atau 0,03% menjadi 16.340,87.

Volume di Bursa AS yang ditransaksikan mencapai 9,47 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 10,87 miliar saham untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.

Dari 11 sektor utama di S&P 500, sektor kebutuhan pokok konsumen (.SPLRCS) menikmati persentase kenaikan terbesar, sementara saham diskresi konsumen (.SPLRCD) mengalami penurunan.

Musim laporan keuangan kuartal I-2024 mendekati akhir. Dari 459 perusahaan di S&P 500 yang telah menyampaikan laporan keuangan, 77% memberikan hasil yang mengalahkan konsensus, menurut data LSEG, yang dikutip dari Reuters, Sabtu waktu Jakarta (11/5)

Nvidia (NVDA.O) menanjak 1,3% setelah Taiwan Semiconductor Manufacturing Co (2330.TW), pembuat chip terbesar di dunia dan pemasok utama Nvidia melaporkan lonjakan hampir 60% pada penjualan April 2024.

Saham Novavax (NVAX.O) melonjak 98,7% setelah kesepakatan lisensi pembuat vaksin senilai hingga USD1,2 miliar dengan Sanofi (SASY.PA). Sedangkan saham SoundHound AI (SOUN.O) melompat 7,2% setelah mengalahkan perkiraan pendapatan kuartal I.

Komentar dari beberapa Pejabat Fed membantu menetapkan ekspektasi seiring para pelaku pasar menantikan data inflasi minggu depan.

“Tidak ada seorang pun yang benar-benar ingin mengambil posisi besar sebelum minggu depan,” kata Chuck Carlson, CEO Horizon Investment Services di Hammond, Indiana. 

“Cerita terbesarnya adalah penurunan sentimen konsumen, namun di luar itu tidak banyak hal yang perlu diperhatikan,” tambah Carlson.

Presiden Fed Atlanta, Raphael Bostic sebelumnya mengakui petunjuk baru-baru ini bahwa perekonomian sedang melambat, namun waktu penurunan suku bunga masih belum pasti.

Dengan nada yang lebih hawkish, Presiden Fed, Dallas Lorie Logan mengatakan, tidak jelas apakah kebijakan moneter cukup ketat untuk menurunkan inflasi ke target bank sentral sebesar 2%.

Petunjuk inflasi menuju target tersebut akan dirilis pekan depan ketika Departemen Tenaga Kerja mengumumkan indeks harga Konsumen dan Produsen (CPI dan PPI).

(FAY)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement