Para analis menyatakan penguatan dolar bakal semakin mengancam jika digabungkan dengan inflasi yang tinggi, masalah rantai pasokan, dan faktor-faktor lain yang membebani pendapatan.
“Tingkat perubahan dolar menunjukkan korelasi negatif yang kuat dari waktu ke waktu vs. revisi pendapatan S&P 500. Penguatan USD datang pada waktu yang tidak tepat bagi perusahaan yang sudah menghadapi tekanan margin dan permintaan yang semakin melemah,” tulis analis Morgan Stanley.
Menurut data Refintiv, sebesar 5,1% dari perusahaan S&P 500 telah melaporkan hasil kuartal kedua mereka dan mampu membukukan pendapatan di atas ekspektasi, hampir setengah dari rata-rata 9,5% selama empat kuartal sebelumnya.
Hanya sedikit yang bisa mengatakan kapan dolar akan berbalik, karena The Fed yang melawan inflasi diperkirakan akan menaikkan suku bunga lebih agresif daripada bank sentral lainnya. Hal itu bakal meningkatkan daya tarik mata uang AS kepada investor yang mencari hasil.