Meski demikian, Hans menyampaikan, terdapat sentimen lain yakni kondisi ekonomi global yang pertumbuhannya cenderung melambat. Hal itu, kata Hans, membuat tren bullish pada sektor energi tidak terjadi dalam jangka waktu panjang.
“Jadi untuk komoditas energi disarankan trading,” imbuh Hans.
Hans menambahkan, saat ini harga minyak memang tengah menjadi perhatian pasca pecahnya konflik antara Hamas dengan Israel. Dalam hal ini, Amerika Serikat (AS) disebut terus berupaya untuk mencegah harga minyak melambung tinggi.
Hans menyebutkan, cadangan minyak AS saat ini terbilang rendah. Sebab, pada saat harga minyak sempat mengalami lonjakan, AS melepas sebagian cadangan minyaknya sebagai upaya untuk menurunkan harga minyak dunia.