Pilihan kalimat yang digunakan pun turut memengaruhi persepsi orang ketika saling berkirim pesan. Oleh karenanya, saat menagih utang—meskipun lewat teks—Anda perlu memerhatikan kata dan intonasi teks. Jangan mengawalinya dengan amarah.
Jika Anda mengawalinya dengan “Heh, ingat punya utang enggak, sih?” Anda akan menerima balasan yang tak kalah sengit sesudahnya. Kecuali Anda memang tak keberatan menghadapi konflik dan bersedia bertengkar, tagihlah utang secara baik-baik.
Anda bisa memulainya dengan: “Hei A, gimana kabarmu? Katamu kemarin akan berniat bayar utang setelah gajian. Apa sudah gajian? Kalau sudah apa kamu bisa membayar utang minggu lalu?”
Cara ini bisa Anda gunakan, namun hanya efektif diterapkan jika utang yang Anda berikan masih dalam batas waktu sesuai perjanjian. Jika saudara Anda sudah berutang melewati batas waktu dan Anda sudah menagihnya berkali-kali dan ia masih mangkir, cara seperti ini jelas tidak akan mempan.
2. “Saya juga butuh, nih.”
Anda juga bisa mengatakan bahwa Anda pun sedang membutuhkan uang tersebut. Dengan begitu, saudara Anda akan mengingat tanggung jawabnya untuk mengembalikan uang yang dipinjamnya.