IDXChannel – Tahun 2022 bisa dibilang merupakan tahun kelabu. Pasalnya, sepanjang periode ini, terjadi badai Pemutusan Hubungan Kerja atau PHK yang membuat ‘korban’ berjatuhan.
Badai PHK massal di Indonesia paling terasa menghantam perusahaan sektor teknologi. Alih-alih melakukan perubahan atau adaptasi setelah pandemi Covid-19, justru mengorbankan karyawan.
PHK menjadi jalan yang dipilih agar perusahaan dapat tetap bertahan, bahkan bergerak lebih lincah dengan organisasi yang lebih ramping.
Namun, bukan hanya itu saja alasannya. Dampak perlambatan ekonomi dunia juga ikut berpengaruh terhadap bisnis perusahaan sektor teknologi, bahkan ada yang sampai bangkrut alias menutup operasinya. Dan pada akhirnya, karyawan kehilangan pekerjaan.
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Ida Fauziyah mencatat, kasus PHK mencapai 10.765 orang. Ini merupakan data kasus PHK per September 2022.
"Data per September 2022 yang diinput PHK sebanyak 10.765 (kasus PHK)," katanya dalam Raker dengan Komisi IX, beberapa waktu lalu.
Kasus PHK tersebut tentu merupakan data Kemnaker untuk PHK di semua sektor. Tidak terkhusus sektor teknologi.
Berikut rangkuman daftar perusahaan sektor teknologi di Indonesia yang melakukan PHK sepanjang 2022, Minggu (18/12/2022):
1. TaniHub - Februari
Kasus PHK tahun ini terjadi di Februari. Platform e-commerce yang bergerak di bidang pertanian, TaniHub memutuskan menutup dua gudang, yakni di Bali dan Bandung. Langkah tersebut dilakukan agar perusahaan bisa fokus dan meningkatkan pertumbuhan. Selain itu, TaniHub juga melakukan PHK terhadap karyawannya dan sesuai aturan Kementerian Ketenagakerjaan.
2. LinkAja - Mei
Pada pertengahan tahun, badai PHK semakin kuat. Satu per satu perusahaan mengumumkan PHK. Termasuk LinkAja atau PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) melakukan PHK terhadap ratusan karyawannya. Perusahaan beralasan, kebijakan tersebut dilakukan karena perubahan signifikan dalam penyesuaian bisnis.
3. JD.ID - Mei
JD.ID, layanan e-commerce juga mengambil keputusan PHK pada Mei lalu. Ini karena perusahaan melakukan restrukturisasi, di mana di dalamnya terdapat pengurangan jumlah karyawan.
4. Zenius - Mei dan Agustus
Perusahaan rintisan di sektor pendidikan, Zenius bahkan dua kali melakukan PHK di tahun ini. Pertama di Mei, perusahaan memangkas 200 orang karyawan. Kedua, PHK lagi di Agustus karena perusahaan perlu beradaptasi dengan situasi ekonomi saat ini dengan menyesuaikan jumlah tim jadi lebih ramping.
5. Mobile Premier League (MPL) - Juni
Mobile Premier League (MPL) melakukan PHK sekira 100 orang pada Juni 2022. Bahkan hengkang dari pasar Indonesia karena alasan ingin menumbuhkan bisnis inti, mencapai netralitas ebitda, dan menutup bisnis yang tidak berjalan.
6. Pahamify - Juni
Pahamify melakukan PHK terhadap karyawannya karena harus beradaptasi dengan kondisi makro ekonomi saat ini. PHK dilakukan untuk mewujudkan visi jangka panjang perusahaan.
7. Beres.id – Juli
Startup Beres.id mengumumkan berhenti beroperasi sejak 1 Juli 2022. Keputusan tersebut diambil akibat pandemi yang mengganggu operasional perusahaan, khususnya finansial. Artinya, semua karyawan perusahaan terkena pemberhentian kerja akibat penutupan perusahaan tersebut.
8. Mamikos - Juli
Aplikasi pencarian kost, Mamikos pada Juli lalu melakukan hal yang sama. PHK sejumlah pegawainya. Penyebabnya karena Mamikos melakukan restrukturisasi agar struktur perusahaan menjadi lebih sehat dan berkesinambungan. Di mana dampak dari restrukturisasi ini adalah pengurangan pegawai.
9. Line - Juli
Line Today resmi tutup pada awal Juli lalu. Selain itu, menutup Line OpenChat dan Line Jobs. Dalam penutupan ini, Line mengaku hanya sekali melakukan PHK karyawan ketika ada penutupan Line Today.
10. Shopee Indonesia - September
PHK menggemparkan datang dari perusahaan raksasa, Shopee. September lalu, Shopee Indonesia melakukan PHK sejumlah karyawan. Keputusan ini sebagai bagian dari langkah efisiensi yang dilakukan perusahaan. Bahkan disebut-sebut Sea Ltd, induk usaha Shopee Indonesia PHK tiga persen dari total karyawan perusahaan.
“Kondisi ekonomi global menuntut kami untuk lebih cepat beradaptasi serta mengevaluasi prioritas bisnis agar bisa menjadi lebih efisien. Ini merupakan sebuah keputusan yang sangat sulit,” katanya Head of Public Affairs Shopee Indonesia, Radynal Nataprawira.
11. Indosat Ooredoo - September
Tenyata badai PHK tidak berhenti sampai di situ. PT Indosat Tbk (ISAT) atau Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) melakukan PHK, atau yang disebut perseroan sebagai langkah rightsizing pada September 2022.
Director & Chief of Human Resources Officer IOH, Irsyad Sahroni mengatakan, perusahaan telah menempuh langkah rightsizing yang berlangsung dengan lancar. Adapun paket kompensasi yang ditawarkan kepada karyawan, yakni rata-rata 37 kali upah. Bahkan yang tertinggi mencapai 75 kali upah.
12. Tokocrypto - September
Badai PHK juga melanda karyawan Tokocrypto. Pada September 2022, perusahaan ini terpaksa memecat 45 karyawan atau 20 persen dari total karyawannya. Hal tersebut diutarakan oleh VP Coorporate Communications Tokocrypto, Rieka Handayani.
13. Xendit - Oktober
Pada Oktober 2022, startup fintech Xendit melakukan PHK terhadap 5 persen karyawannya, baik di Indonesia maupun Filipina. Perusahaan berdalih, karena untuk mengoptimalkan bisnis untuk jangka pendek dan jangka panjang.
14. Carsome - Oktober
Carsome, unicorn asal Malaysia juga melakukan PHK karena ingin fokus pada peningkatan produktivitas di seluruh bisnis dengan menyelaraskan sumber daya, serta menegakkan manajemen kinerja yang lebih ketat.
Platform e-commerce jual beli mobil bekas di Asia Tenggara ini mengonfirmasi dan menyatakan perusahaan sedang melakukan optimasi tenaga kerja, sementara tim eksekutifnya bersedia tidak digaji di sisa tahun ini.
15. Binar Academy – Oktober
Startup pendidikan Binar Academy juga melakukan PHK terhadap 20 persen dari total karyawannya pada 17 Oktober lalu. Hal itu merupakan bagian dari strategi menghadapi ketidakpastian ekonomi global.
16. Grab - Oktober
Raksasa teknologi Asia Tenggara, Grab menutup operasi layanan GrabKitchen di Indonesia pada 19 Desember 2022. Ini karena selama empat tahun operasinya, pertumbuhan GrabKitchen tidak konsisten. Penutupan GrabKitchen berdampak pada belasan karyawan Grab. Beberapa di antaranya ditawarkan untuk dipindahkan ke divisi lain, sementara yang lain diberhentikan.
Penghentian operasi GrabKitchen dan PHK karyawan sudah terkonfirmasi pada Oktober 2022 melalui pernyataan resmi dari Chief Communications Officer (CCO) Grab Indonesia, Mayang Schreiber.
17. Bananas Indonesia - Oktober
Bananas Indonesia, penyedia kebutuhan sehari-hari juga mengumumkan menutup operasionalnya di bulan kesepuluh tahun ini. Padahal perusahaan tersebut baru beroperasi Januari 2022. Dengan keputusan ini, maka sudah pasti karyawan kena PHK.
18. Fabelio – Oktober
Startup yang mengembangkan situs ritel furnitur dan interior, Fabelio dinyatakan pailit oleh pengadilan. Fabelio tak mampu melanjutkan usahanya dan berdampak pada semua karyawannya.
19. GoTo - November
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) melakukan PHK terhadap 1.300 karyawan di tiga negara, yakni Indonesia, Vietnam, dan Singapura. GoTo menjelaskan tantangan makro ekonomi global telah berdampak signifikan bagi para pelaku usaha di seluruh dunia. GoTo, sama seperti perusahaan besar lainnya, perlu beradaptasi untuk memastikan kesiapan perusahaan menghadapi tantangan ke depan.
20. Ruangguru - November
Startup edutech (education technology) Ruangguru secara resmi mengumumkan PHK kepada ratusan karyawannya. Ruangguru menjelaskan dalam keterangannya, alasan pengambilan keputusan PHK ini adalah menimbang market dan situasi pasar global yang dirasa perusahaan turun secara drastis.
21. Sirclo Group - November
Sirclo Group melakukan langkah efisiensi yang berdampak pada PHK terhadap 8 persen dari total karyawannya. "Dalam situasi kondisi makro ekonomi yang menantang, Sirclo Group telah melalui serangkaian evaluasi internal dan akan melakukan perubahan yang signifikan, terutama dalam aspek fokus bisnis, untuk memastikan sustainability perusahaan,” kata Founder dan CEO SIRCLO Group, Brian Marshal.
22. Ajaib - November
Startup unicorn, Ajaib melakukan PHK terhadap 67 pegawainya pada akhir November 2022. "Untuk memastikan kesiapan perusahaan menghadapi kondisi makroekonomi yang tidak menentu, kami terpaksa melakukan perampingan karyawan yang berdampak ke 67 karyawan," tulis Ajaib dalam keterangan resminya.
23. Ula – November
Startup Ula resmi mengurangi jumlah karyawannya sebanyak 134 orang atau 23% dari total seluruh karyawan yang tersebar di berbagai lokasi. PHK ini diumumkan perusahaan pada akhir November 2022.
Dalam waktu dekat, perusahaan akan merampingkan portofolio bisnis dan basis pelanggan Ula. Sehingga perlu membangun kemampuan monetisasi dan bisnis baru dengan margin yang lebih besar. "Akibat dari hal ini, dengan sangat menyesal 23% dari total rekan kerja kami akan terkena dampak di seluruh lokasi dan mencakup berbagai departemen," tulis manajemen Ula.
24. Glints - Desember
Di penghujung tahun, perusahaan atau platform pencarian kerja, Glints mengumumkan PHK terhadap 18% dari total 1.200 karyawan yang ada. Itu artinya, sebanyak 198 orang terkena dampak PHK.
Pengumuman PHK tersebut disampaikan CEO Glints, Oswald Yeom dalam keterangan resminya. “Dengan kesedihan mendalam, saya harus memastikan bahwa untuk menyesuaikan bisnis, kami akan mengurangi ukuran tim dan mengucapkan selamat tinggal kepada banyak Glintstar (karyawan) kami yang berbakat,” katanya.
Oswald mengaku, pasar telah berubah drastis selama enam bulan terakhir. Ada ketidakpastian pasar, yang berdampak langsung pada bisnis perusahaan, sehingga menyebabkan perlambatan pertumbuhab bisnis secara keseluruhan dalam jangka pendek.
25. Sayurbox - Desember
Startup e-grocery, Sayurbox juga melakukan PHK di Desember ini. Perusahaan memberhentikan 5% dari total karyawannya. Manajemen Sayurbox mengakui, efisiensi tenaga kerja ini dilakukan dengan harapan perusahaan dapat mandiri secara finansial dan tumbuh di tengah tantangan ekonomi global.
26. JD.ID
Perusahaan e-commerce, JD.ID melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada lebih dari 200 karyawan atau 30% dari jumlah karyawannya. Hal itu dikonfirmasi oleh Head of Corporate Communications & Public Affairs JD.ID, Setya Yudha Indraswara.
Dia menyebut, PHK dilakukan untuk menghadapi tantangan bisnis ke depan. "Salah satu langkah yang diambil manajemen adalah melakukan perampingan agar perusahaan dapat terus bergerak menyesuaikan dengan perubahan," kata Setya.
(FAY)