Pada kesempatan yang sama, Captain Adi Nugroho mengamini kualitas pelaut asal Indonesia di lapangan yang kian harum namanya. Untuk itu, menurutnya, pelaut dalam negeri wajib mengasah kemampuan bahasa Inggris agar memudahkan kinerja mereka di masa mendatang yang penuh akan korespondensi dan istilah teknis baru dalam bahasa tersebut.
“Tantangan bagi pelaut kita itu utamanya bahasa Inggris. Kalau dari kemampuan lain, kita enggak kalah,” kata Adi yang kini berperan sebagai master dari kapal PIS Papandayan.
Pekerjaan sebagai pelaut yang sebelumnya identik dengan dunia laki-laki, pun mulai luntur dengan semakin bertambahnya kru perempuan. Hal ini diamini oleh Eka Retno Ardianti, seorang 3rd Officer di kapal PIS Natuna, sebuah kapal oil tanker yang sedang membawa avtur.
Eka yang meniti karier sebagai pelaut dari jenjang kadet pada 2017 silam mengatakan bahwa dirinya sama sekali tidak mendapat perlakuan yang berbeda dari lingkungan kerja karena semua dinilai dari kompetensi semata. Kendati demikian, Eka menekankan PIS sebagai perusahaan memberikan perhatian lebih terkait kebutuhannya sebagai perempuan.
“Saya merasakan selama ini sudah memberikan kebijakan yang afirmatif yang mendorong pekerja perempuan untuk berkarier secara aman dan nyaman, sehingga kami pun dapat terus fokus meningkatkan kemampuan dan melayani kebutuhan energi,” ujar Eka.