sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Mengapa Judi Online Seperti Candu? Ini Penjelasan Psikolog dan Mantan Pekerja Judol

Milenomic editor Kurnia Nadya
17/06/2024 20:35 WIB
Kemenangan yang diperoleh pejudi memantik otak untuk melepaskan dopamin, senyawa kimia dalam otak yang meningkatkan nuansa hati.
Mengapa Judi Online Seperti Candu? Ini Penjelasan Psikolog dan Mantan Pekerja Judol. (Foto: MNC Media)
Mengapa Judi Online Seperti Candu? Ini Penjelasan Psikolog dan Mantan Pekerja Judol. (Foto: MNC Media)

Modal Rp100.000 sepintas terasa kecil saja bagi seseorang, mungkin para pejudi pun menganggap dana tersebut sebatas ‘recehan’. Namun bila dikeluarkan secara rutin terus menerus, akumulasinya bisa mencapai jutaan rupiah. 

Sementara bila dibuat perbandingan, Rp100.000 dapat digunakan untuk mengisi bensin motor 2-3 kali, membeli lauk pauk dan sayuran untuk makan sekeluarga, membeli token listrik, dan sebagainya. Jauh lebih produktif alih-alih melayang sia-sia tanpa jejak. 

Lantas, apa yang membuat judi online nyaris mewabah di Indonesia? Begitu digemari orang-orang hingga tahap kecanduan, membuat pelakunya rela menjual aset-aset produktif yang berharga, demi memenangkan pertaruhan? 

Psikolog Meity Arianty M. Psi. mengatakan, kemenangan yang diperoleh pejudi memantik otak untuk melepaskan dopamin, senyawa kimia dalam otak yang meningkatkan nuansa hati. Sehingga memberikan sensasi senang pada pelakunya. 

Mengutip Siloam Hospitals (17/6), hormon dopamin sangat berpengaruh pada suasana hati individu. Hormon ini dapat meningkat ketika individu berbelanja, makan makanan lezat, melakukan aktivitas seksual dan sebagainya. 

Halaman : 1 2 3 4 5
Advertisement
Advertisement