sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Akibat Dekarbonisasi, Dunia Bergantung pada Nuklir Rusia

News editor Dian Kusumo Hapsari
27/03/2024 13:02 WIB
Hasil analisis dari United Services Institute di Inggris menemukan bahwa masih banyak negara Barat yang menggantungkan bahan bakar reaktor nuklir mereka
Akibat Dekarbonisasi, Dunia Bergantung pada Nuklir Rusia. (Foto: MNC Media)
Akibat Dekarbonisasi, Dunia Bergantung pada Nuklir Rusia. (Foto: MNC Media)

“Untuk beradaptasi secepat mungkin dengan rantai pasokan, dan juga memutus pasokan Rusia. Tetapi kita perlu menyeimbangkan beberapa hal. Jika kita ingin melakukan dekarbonisasi, jika kita ingin mengurangi produksi karbon dioksida, kita perlu memastikan bahwa reaktor-reaktor nuklir kita bisa berlanjut,” ujar De Croo dalam forum itu.

RUSI memperkirakan bahwa secara global Rusia menjual uranium yang diperkaya bernilai 2,7 miliar dolar AS pada tahun 2023.

Laporan itu juga menyebutkan bahwa ekspor ke China telah meningkat, sehingga menimbulkan kecurigaan bahwa uranium yang diperkaya itu akan digunakan China untuk memfasilitasi lebih banyak ekspor uranium yang diperkaya dari negeri tirai bambu itu. Praktik ini biasa dikenal dengan istilah “pengalihan.”

“Sanksi, atau pembatasan apapun, perlu dilakukan secara multilateral. Jika tidak, karena kompleksnya rantai pasokan pengayaan uranium dan bahan bakar, Rusia akan menemukan celah dalam pembatasan itu dan terus mencoba mengakses pasar Barat,” jelas Dolzikova.

Negara-negara Barat sedang mencoba meningkatkan swasembada nuklir mereka. Menurut laporan industri nuklir, Prancis sedang meningkatkan kapasitas pengayaan uraniumnya hingga lebih dari 30%.

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement