sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

ASEAN-BAC Berkomitmen Dukung Pengusaha Perempuan di Asia Tenggara

News editor Wahyu Dwi Anggoro
03/09/2023 10:20 WIB
Pengusaha perempuan di ASEAN menghadapi lebih banyak masalah dibandingkan laki-laki dalam memulai dan menjalankan usaha.
ASEAN-BAC Berkomitmen Dukung Pengusaha Perempuan di Asia Tenggara. (Foto: ASEAN-BAC Indonesia)
ASEAN-BAC Berkomitmen Dukung Pengusaha Perempuan di Asia Tenggara. (Foto: ASEAN-BAC Indonesia)

IDXChannel - Pengusaha perempuan di ASEAN menghadapi lebih banyak masalah dibandingkan laki-laki dalam memulai dan menjalankan usaha. Padahal pelaku UMKM di Asia Tenggara lebih banyak dari kaum hawa.

Terdapat sekitar 64 juta pengusaha di Indonesia, yang mana 37 juta usaha tersebut dikelola oleh perempuan. Kontribusi UMKM sebesar 60,51% bagi Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, menyerap 96,92% tenaga kerja, serta menyumbang 15,65% ekspor non migas

“Hal ini membuktikan UMKM merupakan tulang punggung perekonomian, namun kebijakannya tidak selalu menargetkan kebutuhan khusus perusahaan dan pendiri yang dipimpin perempuan,” kata Arsjad Rasjid, pada pembukaan ASEAN Women CEO Forum di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (2/9/2023).

Perempuan belum diberikan akses yang sama kepada otoritas pengambilan keputusan dan kepemimpinan yang tidak hanya akan bermanfaat bagi kesejahteraan mereka, namun juga memungkinkan mereka berkontribusi terhadap kemajuan dan inklusivitas regional.

Padahal pemangku kepentingan bisnis dan pengusaha memainkan peran penting dalam pengembangan dan kesejahteraan masyarakat. Adanya kesenjangan gender menyebabkan hilangnya pendapatan sebesar 30% dan kerugian rata-rata sebesar 17,5% bagi suatu negara dalam jangka panjang.

Sementara itu, Ketua ASEAN Women Entrepreneurs Network (AWEN), Dyah Anita, dalam sambutannya mengatakan meski perekonomian global perlahan pulih dari pandemi Covid-19, perempuan masih mengalami kesulitan dan menghadapi banyak hambatan untuk mencapai puncak posisi manajerial.

Menurut dia, jumlah pemimpin perempuan lebih sedikit dibandingkan laki-laki, yakni hanya 5% untuk posisi senior manajemen. Hambatan seperti diskriminasi gender membuat perempuan sulit mencapai posisi ini.

Selain diskriminasi gender, hambatan lainnya adalah pekerjaan ganda dan tanggung jawab rumah tangga yang dilakoni perempuan.

"Kendala lainnya adalah kurangnya peluang berjejaring, kurangnya panutan perempuan, dan perempuan di bidang STEM (sains, teknologi, teknik dan matematika). Semoga forum ini dapat menghubungkan pengusaha perempuan untuk mempromosikan nilai-nilai ekonomi ASEAN," kata Dyah.

ASEAN Women CEO Forum, dipimpin oleh ASEAN-BAC sebagai penyelenggara dan AWEN sebagai co-host, dengan tujuan meningkatkan komitmen mendorong pengembangan kewirausahaan perempuan dan pemberdayaan ekonomi dalam rangka pemulihan daerah dari pandemi Covid-19, serta transformasi digital transformatif dan pendidikan transformatif.

“ASEAN Women CEO Forum memantapkan  peran strategis perempuan dalam dunia bisnis dan kewirausahaan ASEAN.  Forum ini juga akan berfungsi sebagai platform interaktif rekan-rekan untuk maju dan berbagi ide dalam membangun masyarakat  lebih berkelanjutan, inklusif, adil, dan masa depan ASEAN yang lebih tangguh," ungkap Arsjad.

Arsjad menjelaskan, pembangunan ekonomi yang dilakukan  para pemangku kepentingan dunia usaha dan pengusaha tidak hanya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat tetapi juga memperbaiki kondisi ekonomi perempuan, serta meningkatkan pendidikan perempuan dan meningkatkan kesadaran akan inferioritas perempuan dalam dunia usaha sehingga mendorong tindakan perbaikan.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement