"Bahan bakunya asal-asalan, cara masaknya mengabaikan higienitas, teknik pemorsian yang tidak pas, hingga pengantaran yang melewati batas waktu," katanya.
Meski demikian, Zainul mengatakan, masih banyak SPPG yang sesuai SOP.
"Tapi masih banyak SPPG-SPPG yg boperasi sangat baik karena patuh SOP," kata dia.
Sekadar informasi, insiden keracunan MBG telah terjadi di sejumlah daerah. Berdasarkan data Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), hingga September 2025 telah terjadi 6.452 kasus keracunan anak setelah menerima MBG.
Bahkan, Kabupaten Bandung Barat menetapkan kasus keracunan MBG sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) akibat keracunan MBG.
(Nur Ichsan Yuniarto)