"Di Inggris, hal seperti ini tidak ada. Ini merupakan pengalaman pertama bagi saya, dan saya benar-benar terkesan dengan kehebatannya," jelas Phil.
Keseruan debus juga memukau Naomi, seorang wisatawan asal Jepang. Namun, atraksi ini membuatnya merasa takut.
"Sangat menakutkan sekali, ketika melihat lidahnya dipotong potong senjata sampai berdarah," kata Naomi.
Atraksi debus yang dilaksanakan di Pantai Cimaja, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi ini semakin memperkuat fakta bahwa atraksi debus bukan hanya menjadi daya tarik budaya lokal, tetapi juga berhasil membuka mata dunia akan kekayaan seni dan tradisi yang dimiliki Indonesia.
"Debus ini merupakan warisan budaya yang memikat dan menarik minat dari berbagai penjuru dunia. Oleh sebab itu, kini setiap acara selalu di selipkan budaya tradisional ini," kata Pendiri Paguyuban Padjajaran Anyar, Firman Nirwana Boestomi.