Dalam pandangan akademisnya, karakter kerusakan yang tersebar dan sistem yang masih sensitif memang menuntut pendekatan bertahap. “Pendekatan ini menjaga stabilitas wilayah yang sudah menyala, sambil memberikan ruang untuk memulihkan titik lain sesuai kesiapan teknisnya,” katanya.
Dia berharap akses ke wilayah terdampak segera terbuka sepenuhnya sehingga penanganan teknis dapat dipercepat dan sinkronisasi sistem dapat dilakukan lebih luas.
“Tujuannya satu yakni mengembalikan keandalan listrik Aceh secepat dan setepat mungkin tanpa mengorbankan keandalan ke depannya,” ujar dia.
Sebagai informasi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan sistem kelistrikan Aceh baru pulih 36 persen per 11 Desember 2025.
Pemerintah bersama PT PLN (Persero) pun terus mengupayakan perbaikan pasca terjadinya bencana longsor dan banjir pada akhir November 2025 lalu.
Ketua Tim ESDM Siaga Bencana Rudy Sufahriadi mengatakan, Aceh masih memerlukan perhatian khusus sebab perbaikannya menghadapi tantangan akses jalan yang terputus. Oleh sebab itu, diperlukan dukungan perbaikan akses jalan.
"Aceh merupakan wilayah terdampak yang masih memerlukan perhatian," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (12/12/2025).
(Dhera Arizona)