sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Nusron Sebut Banjir Sumatera karena Banyak Pohon Hilang, Daerah Hijau Perlu Dikembalikan

News editor Iqbal Dwi Purnama
08/12/2025 16:30 WIB
Menteri ATR/Kepala BPN, Nusron Wahid menilai, berkurangnya pohon menjadi penyebab utama banjir bandang yang melanda sejumlah wilayah Sumatera.
Menteri ATR/Kepala BPN, Nusron Wahid menilai, berkurangnya pohon menjadi penyebab utama banjir bandang di Sumatera. (Foto: iNews Media/Iqbal Dwi Purnama)
Menteri ATR/Kepala BPN, Nusron Wahid menilai, berkurangnya pohon menjadi penyebab utama banjir bandang di Sumatera. (Foto: iNews Media/Iqbal Dwi Purnama)

IDXChannel - Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Nusron Wahid menilai, berkurangnya pohon menjadi penyebab utama banjir bandang yang melanda sejumlah wilayah Sumatera. Keberadaan pohon dinilainya vital sebagai penyangga serapan air.

Nusron menegaskan bahwa bencana tersebut harus menjadi titik evaluasi serius bagi pemerintah untuk memperbaiki tata ruang agar kejadian serupa tidak terus berulang.

"Apa sih problem-nya banjir ini di Sumatera? Adalah debit air yang banyak tidak ada penyangga serapan. Kenapa? Karena penyangga serapannya dulunya adalah tumbuh-tumbuhan, pohon-pohon. Pohonnya hilang," ujarnya saat ditemui di Jakarta, Senin (8/12/2025)

Nusron mengatakan, revisi tata ruang merupakan kebijakan mendesak yang perlu segera ditempuh setelah rangkaian banjir besar tersebut. Menurutnya, setiap krisis harus ditutup dengan keputusan yang lebih baik, dan dalam konteks Sumatera, keputusan itu adalah mengembalikan fungsi kawasan yang semestinya menjadi ruang hijau.

"Terus bagaimana caranya (mengatasi banjir di Sumatera)? Kembalikan yang dulunya itu ruang untuk pohon yang sekarang diganti menjadi ruang untuk lainnya. Kembalikan ruang itu untuk pohon supaya serapan airnya terjaga," lanjutnya.

Nusron menambahkan bahwa kondisi tersebut menunjukkan betapa pentingnya menjaga kawasan hijau sebagai penyangga alami. Dia menegaskan perlunya mengembalikan ruang yang saat ini berubah fungsi menjadi area lain untuk kembali ditanami pohon, guna memulihkan daya serap air tanah.

Pemerintah, lanjutnya, akan melakukan evaluasi menyeluruh atas pola pemanfaatan ruang di Sumatera sebagai dasar penyusunan kebijakan tata ruang yang lebih adaptif terhadap risiko bencana.

(Rahmat Fiansyah)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement