IDXChannel - Satu minggu setelah kubu oposisi mencatatkan kemenangan bersejarah dalam pemilihan parlemen Thailand, para investor mulai merasa cemas terkait lambatnya pembentukan pemerintahan koalisi.
Dilansir Bloomberg pada Senin (22/05/2023), ketidakpastian ini memicu arus dana keluar sejak pemungutan suara pada 14 Mei, memperburuk kinerja pasar saham Thailand dan membuat baht melemah terhadap dolar.
Meski kubu oposisi berencana untuk meresmikan aliansinya hari ini, aksi jual mungkin akan terus berlanjut sampai ada kejelasan mengenai kepemimpinan yang baru.
"Para investor akan menunggu perkembangan politik yang positif lebih lanjut sebelum mengambil keputusan investasi,” kata Rakpong Chaisuparakul, analis KGI Securities Pcl di Bangkok.
Partai Move Forward, yang memenangkan kursi terbanyak dalam pemilihan umum, berupaya untuk menggalang dukungan untuk membentuk pemerintahan koalisi. Pemimpinnya Pita Limjaroenrat berambisi menjadi perdana menteri.
Kubu oposisi membutuhkan 376 kursi untuk membentuk pemerintahan tanpa perlu mengandalkan dukungan dari Senat yang dikuasai militer.
Indeks acuan SET turun sebanyak 1,6 persen pada Senin ke level terendah dalam lebih dari dua tahun. Baht melemah 0,3 persen terhadap dolar, melanjutkan tren penurunan dalam beberapa hari ke belakang.
"Ekuitas Thailand masih akan menghadapi tekanan jual dalam jangka pendek dari ketidakpastian mengenai pembentukan pemerintahan baru, dan ada kekhawatiran mendalam mengenai kebijakan-kebijakan mendesak dari partai Move Forward, seperti kenaikan upah minimum, yang akan berdampak negatif bagi pasar," kata Narongdach Juntarapaisarn, analis Aira Securities Pcl di Bangkok.
Jika kubu oposisi berhasil membentuk pemerintahan, partai-partai ini diharapkan untuk menindaklanjuti janji-janji mereka untuk memberikan bantuan uang tunai, meningkatkan upah minimum dan meningkatkan tunjangan untuk para pensiunan dan lansia.
Partai Move Forward juga berjanji untuk mengakhiri monopoli bisnis dan mendorong lebih banyak investasi di luar Bangkok.