Ketua tim Kunjungan Kerja Spesifik Sugeng Suparwanto menyampaikan bahwa PLTS Hybrid Nusa Penida yang saat ini sudah ada tidak hanya telah sukses menjadi icon atau showcase dari gelaran KTT G20 pada bulan November 2022 yang lalu, namun sekaligus menandai komitmen bersama pada transisi energi.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jisman P Hutajulu juga memberikan dukungan terkait penyusunan regulasi ketenagalistrikan melalui Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN). RUKN disusun sesuai arah pengembangan penyediaan tenaga listrik untuk mendukung target NZE, dengan masa berlaku sampai dengan 2060.
PT PLN (Persero) selaku Holding Company dari PLN Indonesia Power, memiliki peran startegis kelistrikan di Indonesia berkomitmen untuk mendukung pemerintah dalam menjalankan program transisi energi menuju NZE melalui peningkatan kapasitas pembangkit dengan teknologi bersih untuk mendukung pertumbuhan konsumsi listrik sebagai penggerak perekonomian Indonesia.
Pengembangan PLTS di Nusa Penida merupakan salah satu program yang telah tersusun dalam Rencana Usaha Penyedia Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN Persero Tahun 2021-2030 yang disebut RUPTL Paling Hijau karena 52% pembangkit listrik yang akan dibangun memanfaatkan sumber energi terbarukan.
Direktur Manajemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan PT PLN (Persero) Wiluyo Kusdwiharto menyampaikan bahwa dalam RUPTL Paling Hijau jumlah porsi pembangunan pembangkit EBT sebesar 20,9 GW dan dari porsi tersebut 5,2 GW merupakan pembangit listrik tenaga surya dan bayu.