Prabowo mengakui masih ada tantangan di lapangan, termasuk kasus kekurangan dan keracunan makanan, namun jumlahnya sangat kecil jika dibandingkan dengan skala program. Dia menyebut tingkat penyimpangan yang tercatat hanya 0,00017 persen dari seluruh distribusi.
“Ini tidak membuat bahwa kita puas dengan itu, tapi namanya usaha manusia yang demikian besar, yang belum pernah dilaksanakan, saya kira dalam sejarah dunia,” kata dia.
Prabowo mencontohkan pengalaman Brasil yang membutuhkan waktu 11 tahun untuk mencapai 40 juta penerima manfaat. Indonesia, kata Presiden, dalam waktu kurang dari satu tahun sudah mampu menjangkau 30 juta penerima.
“Ada kekurangan? Ada. Tapi manfaatnya sangat-sangat besar. Banyak elit tidak menyadari bahwa masih ada rakyat kita yang makan nasi hanya dengan garam. Kini kita bisa memberi sesuatu yang mereka butuhkan,” kata dia.
(Nur Ichsan Yuniarto)