Menurut beberapa penelitian, lanjut Ratih, penggunaan sekretom dengan nasal drop lebih efektif dalam penanganan kasus stroke.
"Kami berharap kerja sama ini akan membuka jalan untuk pengembangan terapi berbasis bioteknologi lainnya di masa depan, serta memperkuat ekosistem inovasi kesehatan nasional," ujar Ratih.
Stroke merupakan salah satu penyebab utama kematian dan disabilitas, sehingga membutuhkan pendekatan terapi baru yang lebih efektif. Penggunaan sekretom dari stem cell, dinilai memiliki kemampuan regeneratif dan imunomodulator, diharapkan dapat menjadi terobosan dalam dunia pengobatan stroke.
"Dengan adanya perjanjian kerja sama ini, diharapkan Indonesia dapat terus maju dalam pengembangan terapi berbasis sel punca, serta memberikan harapan baru bagi pasien stroke di dalam dan luar negeri,” ujarnya.
(Febrina Ratna)