Anutin sebelumnya diperkirakan akan menunggu hingga setelah Natal untuk membubarkan parlemen.
"Karena pemerintahan ini adalah pemerintahan minoritas dan kondisi politik domestik penuh dengan berbagai tantangan, pemerintah tidak dapat terus menjalankan urusan negara secara terus menerus, efisien, dan stabil," kata Lembaran Negara Kerajaan.
"Oleh karena itu, solusi yang tepat adalah membubarkan Dewan Perwakilan Rakyat dan mengadakan pemilihan umum baru," katanya.
Pembubaran ini terjadi di tengah kembali berkobarnya pertempuran dengan Kamboja, yang berakar dari sengketa teritorial selama beberapa dekade atas kuil-kuil kuno di perbatasan.
Bentrokan kali ini telah menewaskan sedikitnya 20 orang dan menyebabkan sekitar 600.000 orang mengungsi. (Wahyu Dwi Anggoro)