Dia menyebut, Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) di Jateng sudah cukup tinggi. Saat ini, di Jateng, ada berbagai komunitas termasuk Taman Bacaan Masyarakat (TBM) yang diinisiasi pegiat literasi. Jumlahnya sekira 400 komunitas dan sudah berbadan hukum.
“Semangatnya dari bawah, ini yang harus kita fasilitasi, kita support. IPLM di Jateng tahun ini sudah cukup tinggi. Pada 2023, jauh lebih tinggi dari standar nasional, di atas 78 persen Jateng. Kalau nasional masih 60-an (persen),” ucap Frans.
Dia mengatakan, beberapa wilayah di Jateng yang memiliki IPLM tinggi di antaranya; Kota Salatiga, Kota Magelang hingga Kabupaten Kebumen. Salah satu parameternya di antaranya; jumlah pengunjung perpustakaan, durasi membaca hingga jenis buku yang dibaca.
“Kalau elektronik lebih mudah lagi memantaunya. Itu indikator kinerja kita,” ucap Frans.
Menurut Frans, adanya Perpustakaan Bank Indonesia Jateng sekaligus membentuk komunitas baca adalah tren positif yang perlu terus didukung. Sebab itulah, pihaknya ke depan juga akan terus berupaya mengembangkannya, salah satunya dengan program-program yang terkoneksi.