“Kita cetak Alquran braille edisi penyempurnaan ini dan juga ditambahkan ada terjemahan supaya teman tunanetra tidak membaca teks Alquran-nya saja, tapi juga bisa membaca mengetahui terjemahan Alquran itu,” ujar dia.
Dalam proses penyusunannya, Sidqi mengungkapkan, pihaknya bekerja sama dengan berbagai unsur masyarakat, khususnya lembaga-lembaga yang terlibat aktif, seperti yayasan di Surabaya, Yogyakarta, Semarang, Bandung, dan Jakarta. Organisasi Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia (ITMI) juga turut dilibatkan sejak tahun 2011.
“Di Ciputat itu ada yayasan yang khusus untuk menangani Alquran braille Raudlatul Makfufin. Di Bandung ada yayasan Wyata Guna. Semua stakeholder kita libatkan,” tuturnya.
(YNA)