Bahkan, Hilman mengaku menemukan satu kemasan makanan dari perusahaan Thailand, yang isi makanannya sangat mirip dengan rendang daging. "Ada satu-satunya produk Indonesia, yaitu krupuk udang Sidoarjo,”ujarnya.
Sehingga menurutnya hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia untuk menguatkan ekosistem ekonomi haji dan umrah. Setidaknya ada dua alasan yang disampaikan Hilman.
Pertama, market ekonomi terhadap perhajian sangat terbuka, misalnya di tahun 2019, ada satu juta orang melaksanakan umrah.
Dalam kondisi normal, kuota jemaah haji Indonesia mencapai 200 ribu per tahun. Jumlah jamaah haji Indonesia yang menunggu keberangkatan pun kini mencapai 5,2 juta.
"Dalam penyelenggaraan haji dan umrah, jamaah biasanya makannya makanan Indonesia, bumbu Indonesia. Untuk bumbu saja, kebutuhannya mencapai ratusan ton. Ini market yang terbuka,”kata dia.