IDXChannel - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas meminta Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh memberi pelayanan terbaik kepada 62 ribu jamaah haji lanjut usia (lansia) yang akan berangkat pada tahun ini.
“Tanpa mengurangi pelayanan jamaah haji lainnya, saya minta supaya jamaah haji terutama yang lansia, dipastikan mendapat pelayanan khusus dan maksimal,” ungkap Menag dalam keterangan resminya, Jakarta, Kamis (2/3/2023).
Menurut Yaqut, kebutuhan jamaah lansia pasti berbeda dibanding dengan jamaah yang usianya lebih muda. Oleh karenanya, perlu diperhatikan dengan detail dan seksama.
“Di beberapa daerah, ada jamaah yang usianya di atas 100 tahun. Bisa bayangkan usia di atas seratus tahun, makanannya saja harus diperhatikan, itu baru makanan,” jelasnya.
Lebih lanjut, dia mengaku menyadari hal tersebut tidak mudah. Namun, sebagai pelayan masyarakat, hal tersebut harus tetap dilakukan guna memberikan kenyamanan dan kelancaran beribadah bagi para jamaah haji.
Menag pun menjelaskan, kunci dalam pelayanan yang baik terdapat pada petugas yang melayani. Artinya, rekrutmen petugas menjadi kunci pelaksanaan ibadah haji ramah lansia dan berkeadilan.
“Petugas ini penting untuk dipastikan benar-benar melalui uji kompetensi. Kalau tidak kompeten tidak usah berangkat,” tegasnya.
Setelah proses rekrutmen yang baik, Menag meminta para petugas mendapatkan pelatihan khusus, terutama guna melayani para jamaah lansia. “Saya mendapat laporan, bahwa para petugas akan disekolahkan. Semoga itu bisa dilaksanakan dengan baik, terutama agar jamaah haji lansia ini benar-benar mendapatkan pelayanan terbaik,” ungkapnya.
Dia pun berharap, pelaksanaan haji tahun 2023 dapat menyamai capaian pelaksanaan haji tahun sebelumnya. Seperti diketahui Indeks Kepuasan Jamaah Haji Indonesia tahun 2022 yang dikeluarkan BPS mencapai 90,45. Nilai ini menjadi tertinggi sejak BPS melakukan survei kepuasan haji.
“Indeksnya harus dipertahankan terhadap pelayanan jamaah tahun ini, syukur-syukur naik. Ini bukan hal mudah, karena banyak syaratnya terutama kuota. Karena tahun lalu 50% sedang tahun ini pelayanan dengan kuota normal sekitar 221 ribu, tapi saya yakin ini bisa dilakukan,” ungkapnya.
(YNA)