Menggagas literasi wakaf di sekolah bisa menggunakan pendekatan why (mengapa), what (apa), dan how (bagaimana). Pertama, why, mengapa kita perlu berwakaf? Inilah bagian terpenting dari literasi wakaf di sekolah.
Konten kurikulum wakaf pada bagian ini mesti memunculkan kefahaman dan kesadaran siswa untuk berwakaf. Mengapa saya harus berwakaf? Apa manfaatnya bagiku? Apa manfaatnya bagi umat Islam dan bangsa? Inilah bagian internalisasi atau induksi literasi wakaf.
Karenanya, diperlukan pula pengembangan sampai merancang strategi dan metode pembelajarannya. Hal ini penting untuk memastikan keselarasan antara rancangan kurikulum dengan aplikasi pembelajarannya. Jangan sampai kurikulum wakaf yang sudah bagus, namun tidak berhasil terinternalisasi karena gagal dalam merancang strategi dan metode pembelajarannya.
Kedua, what, apa saja produk wakaf? Para siswa sudah harus dikenalkan dengan aneka ragam produk wakaf kontemporer. Produk wakaf yang disinergikan dengan ekonomi modern dan perbankan perlu dikenal dan dipahami siswa.
Literasi wakaf umat Islam terhadap produk wakaf kontemporer masih rendah. Sedikit sekali yang mengenal cash waqf linked sukuk, produk wakaf yang dikombinasikan dengan sukuk negara. Bank wakaf mikro juga perlu masuk dalam kurikulum wakaf, sehingga siswa memiliki pemahaman tentang adanya entitas lembaga keuangan mikro berbasis wakaf.