"Itu tidak boleh ada satu negara pun yang mengelola sendiri untuk jamaahnya. Sehingga, bus yang disiapkan pada jalur itu, boleh dinaiki jamaah dari berbagai negara yang tinggal di daerah rute tersebut,” sebut Subhan.
Untuk itu, Subhan mengimbau, jamaah untuk menghindari waktu padat saat akan ke Masjidil Haram atau pulang ke hotel. Bus Shalawat beroperasi selama 24 jam.
“Untuk menghindari kepadatan, jamaah dapat berangkat satu atau jam sebelum waktu salat, dan satu atau dua jam lebih akhir usai salat berjamaah saat akan pulang ke hotel. Itu akan lebih longgar,” tandasnya.
(FAY)