IDXChannel - Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Republik Indonesia berupaya memaksimalkan pengumpulan zakat pada tahun ini. Terlebih lagi, realisasi hingga Oktober 2022 belum mencapai target.
Ketua Baznas RI Prof. Noor Achmad mengatakan realisasi pengumpulan zakat hingga Oktober 2022 secara nasional terkumpul sekira Rp20 triliun dari target Rp26 triliun.
“Secara nasional laporan yang baru masuk 70 persen hingga bulan Oktober, insya Allah mencapai target (tahun ini). Rata-rata per tahun naik 30 persen (target penerimaan zakat nasional), tahun 2023 targetnya Rp33 Triliun,” lanjut Noor Achmad.
Untuk mencapai target tahun ini dan tahun depan, Baznas tengah membahas mekanisme tata cara pengumpulan hingga besaran persentase zakat untuk beberapa sektor, seperti peternakan, pertanian, dan pertambangan.
Lembaga tersebut juga tengah mengkaji pengumpulan zakat yang diambil dari para YouTuber.
“Misalnya zakat pertambangan apakah 20persen atau 2,5persen? Lalu zakat YouTuber itu seperti apa? Karena kan tahu-tahu mereka kaya,” kata Noor di sela-sela kegiatan “The 6th Indonesian Conference of Zakat (ICONZ) an International Zakat Confernce” di Rektorat Kampus UIN Walisongo Semarang, Rabu (30/11/2022).
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menjelaskan mengenai upaya pengumpulan zakat. Pihaknya memaksimalkan pengumpulan zakar dari ASN Pemprov Jateng.
Pada awal-awal penerimaan zakat dari ASN di Jawa Tengah hanya sekira Rp110juta. Namun begitu diwajibkan dibayarkan dan dikelola otoritas yang menaungi, jumlah penerimaannya terus naik.
Mulai tahun 2017 penerimaannya mencapai Rp18,1miliar, tahun 2018 Rp31,7miliar, tahun 2019 Rp48,9miliar, tahun 2020 Rp50,4miliar, tahun 2021 Rp57miliar.
“Tahun ini insya Allah meningkat lagi, sampai Oktober kemarin sudah terkumpul Rp57miliar,” kata Ganjar saat memberikan sambutan melalui pemutaran video.
Sementara itu, Ketua Baznas Jateng K.H. Ahmad Darodji mengatakan sudah ada 14ribu orang di Jawa Tengah yang bisa dibantu dari penyaluran zakat.
“Tidak hanya berupa uang, tapi juga misalnya kaki palsu (dibelikan). Musuh besar kita kemiskinan, jadi ada upaya-upaya pengentasan kemiskinan menggunakan zakat ini,” kata dia.
Wakil Menteri Agama RI Zainut Tauhid Sa’adi dalam pembukaan konferensi mengatakan harapannya pada para duta besar beberapa negara itu bisa menghasilkan rekomendasi pengelolaan zakat yang berperan dalam pembangunan nasional.
“Zakat dihadapkan pada kemajuan IT (informasi teknologi), jadi terkait mobilisasi dan pendistribusian bisa menyesuaikan. Zakat harus lebih mudah diakses dan distribusi merata ke seluruh pelosok Nusantara. Sinergi dan kerja sama sebagai keniscayaan untuk pengelolaan zakat juga menggandeng lembaga internasional agar zakat lebih berdayaguna,” kata Zainut Tauhid via daring.
Rangkap Jabatan
Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen menyambut baik usulan adanya pengelolaan zakat wajib dikelola dan dibayarkan kepada otoritas yang menaungi. Ini agar pengelolaan nantinya bisa lebih maksimal.
“Masih ada masyarakat yang masih salurkan zakat secara individual, ternyata menimbulkan antrean panjang sampai dibawa ke rumah sakit. Di Jawa Tengah itu mustahiknya luar biasa,” lanjutnya.
Di sisi lain, dia mengusulkan agar Ketua Baznas pusat juga bisa merangkap Ketua MUI. Dia menyebut di Jawa Tengah sudah dilakukan yakni K.H. Ahmad Darodji selain menjabat Ketua Baznas Jateng juga menjabat Ketua MUI Jateng.
“Kalau mau keluar program-program bisa cepat (fatwanya). Menarik kalau bisa digabung,” kata Gus Yasin, sapaan akrabnya yang juga sempat hadir offline di UIN Walisongo itu.
(FRI)