IDXChannel – Sukuk global yang beredar pada kuartal ketiga tahun ini mencapai USD900 miliar (asumsi kurs Rp14.079 triliun). Angka tersebut naik 8,5 persen dari tahun ke tahun (yoy).
Menurut Fitch Ratings, peningkatan itu didorong oleh membaiknya kondisi pembiayaan menyusul pemangkasan suku bunga Fed AS. Keputusan bank sentral Amerika tersebut baru-baru ini untuk menurunkan suku bunga menjadi 5 persen pada September diprediksi menyebabkan penurunan lebih lanjut.
Fitch pun memproyeksikan suku bunga pada akhir tahun 2024 dan 2025 masing-masing sebesar 4,5 persen dan 3,5 persen. Kondisi itu diantisipasi akan merangsang penerbitan suku bunga dalam waktu dekat.
Menurut analisis lembaga tersebut, ada beberapa faktor yang akan mendorong pertumbuhan penerbitan sukuk pada kuartal keempat tahun ini dan hingga 2025. Di antaranya adalah pembiayaan kembali jatuh tempo yang akan datang serta tujuan pendanaan dan diversifikasi di negara-negara Islam.
Sukuk, yang juga disebut obligasi Islami, adalah produk utang yang sesuai dengan Syariah. Lewat pembelian surat utang tersebut, para investor memperoleh kepemilikan sebagian atas aset penerbit hingga jatuh tempo.
Analisis Fitch tersebut menyusul rampungnya penerbitan sukuk internasional senilai USD3 miliar oleh raksasa energi Saudi Aramco, dengan permintaan yang melampaui ekspektasi dan mencapai kelebihan permintaan enam kali lipat.
“Kami melihat peningkatan jumlah sukuk yang sebagian didukung oleh pemangkasan sukuk baru-baru ini oleh The Fed. Namun, risiko penurunannya meliputi kompleksitas terkait syariah, meningkatnya risiko geopolitik, dan volatilitas minyak yang dapat memengaruhi pertumbuhan pasar,” kata Kepala Keuangan Islam Global di Fitch Ratings, Bashar al-Natoor.
Dia menjelaskan, jika ditinjau secara umum, kondisi kredit pasar sukuk berada dalam keadaan baik. Sebanyak 81,5 persen sukuk yang diperingkat Fitch berperingkat investasi, 95 persen penerbit sukuk berperingkat stabil, dan tidak ada gagal bayar.