sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

THR Cair, Baiknya Bayar Utang atau Belanja Dulu?

Syariah editor Nur Ichsan Yuniarto
26/03/2024 11:01 WIB
THR harus dimaknai sebagai bentuk keberkahan bulan Ramadan. Begitu besar nikmat-Nya, sehingga manusia tidak akan mampu menghitung baik untuk urusan akhirat maup
THR menjadi salah satu yang ditunggu-tunggu oleh para pekerja (MNC Media)
THR menjadi salah satu yang ditunggu-tunggu oleh para pekerja (MNC Media)

Saat THR cair, saat itu juga keinginan membeli banyak hal meningkat. Tak jarang, akhir Ramadan dan Idul Fitri justru menjadi ajang penghabisan harta untuk keperluan yang konsumtif.

Sebelum lebih jauh, mari lakukan hal berikut: 

1. Alokasikan untuk Membayar Zakat

Ketika Allah memberikan rezeki berupa harta, maka hal pertama yang harus diingat adalah kewajiban kepada Allah. Di bulan Ramadan, umat muslim wajib menunaikan zakat fitrah sesuai syariat. Namun, ada pertanyaan apakah jika menerima THR maka wajib menunaikan zakat?

Biasanya, orang yang menerima THR adalah pekerja atau pegawai. Sehingga, perlu dihitung sebagai zakat penghasilan, misalnya dua belas bulan gaji ditambah dengan THR ditambah dengan gaji ke-13, sehingga jika di total sudah mencapai nishab dan haul maka wajib menunaikan zakat penghasilan.

Untuk nishabnya, sebesar 85 gram emas pertahun, dengan besaran 2,5% atau dapat dihitung melalui kalkulator zakat yang ada di laman Dompet Dhuafa.

2. Membayar Utang

Kedua, mengingat kewajiban kepada orang lain. Fokus mengingat apa saja hak orang lain yang belum kita penuhi, jangan sampai kita melakukan perbuatan dzalim kepada orang lain. Rasulullah bersabda

“Siapa saja yang berutang, sedang dia berniat tidak melunasi utangnya, maka ia akan bertemu Allah sebagai seorang pencuri (HR. Ibnu Majah).

Membagi rezeki menjadi tiga bagian. Setelah memenuhi kewajiban, kita dapat menggunakan uang tambahan yang didapatkan untuk kepentingan pribadi menurut tingkat kebutuhan atau prioritas.

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement