Menurut data pemerintah, karyawan Amazon telah menerima visa H-1B terbanyak sepanjang tahun fiskal ini, diikuti oleh Tata Consultancy Services, kemudian Microsoft, Meta, dan Apple, dengan Google di peringkat keenam.
Sementara itu, seorang pejabat Gedung Putih mengatakan kepada Axios bahwa biaya tersebut hanya akan berlaku untuk pemohon baru, bukan pemegang H-1B yang sudah ada atau perpanjangan.
Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, mengatakan dalam sebuah unggahan di X bahwa "pemegang visa H-1B dapat meninggalkan dan masuk kembali ke negara ini dengan batas waktu yang sama seperti biasanya; apa pun kemampuan yang mereka miliki tidak terpengaruh oleh pengumuman kemarin."
Adapun, visa H-1B merupakan jenis visa non-imigran yang diterbitkan oleh Pemerintah AS untuk pekerja asing yang memiliki keahlian khusus.
Program tersebut bertujuan untuk memberi kesempatan bagi perusahaan AS mempekerjakan tenaga kerja asing yang memiliki keterampilan khusus, yang tidak bisa mereka dapatkan dari tenaga kerja lokal.
(Febrina Ratna Iskana)