Meski begitu, dari laman yang sama, TikTok pun bersikeras kalau mereka menjalankan operasinya tidak berbeda dengan perusahaan media sosial lainnya dan ia pun menegaskan bahwa mereka tidak akan pernah mematuhi perintah untuk mentransfer datanya ke pihak China.
Bahkan, satu dari tiga orang Amerika yang menggunakan TikTok, membuat pelarangan terhadap aplikasi yang populer ini pun belum pernah terjadi sebelumnya di AS.
Dan satu-satunya cara paling efektif untuk memberlakukan larangan pemerintah adalah dengan memerintahkan berbagai toko aplikasi, termasuk yang dioperasikan oleh Apple dan Google, untuk menghapus TikTok dari platform mereka.
Artinya, para pengguna tidak dapat lagi mengunduh aplikasi ini, tetapi mereka yang sudah memiliki aplikasi ini akan tetap memiliki aplikasi ini di ponsel mereka. Namun seiring berjalannya waktu, aplikasi ini akan berhenti menerima pembaruan, yang dapat menyebabkan masalah bagi pengguna.
Sehingga pada akhirnya, baik dari pihak Apple maupun Google memutuskan untuk mengirimkan pembaruan ke sejumlah perangkat di AS yang secara khusus menghentikan aplikasi TikTok agar tidak berfungsi sama sekali, namun hal ini membuat solusi tersebut batal berlaku.
(DKH)