Khususnya dari sisi pembayaran digital diketahui Indonesia menjadi pemimpin di Asia Tenggara dengan perkiraan Gross Transaction Value (GTV) senilai 417 dolar AS (Rp6,5 kuadriliun) di 2025 dan 760 miliar dolar AS (Rp11,9 kuadriliun) di 2030.
"Selain pasar pembayaran digital yang terus berkembang, kami percaya bahwa perilaku offline-to-online yang ada akan semakin menggenjot sektor layanan keuangan digital dan mendorong pertumbuhan yang signifikan di sektor pinjaman dan kekayaan,” kata Partner and Head of Vector in Southeast Asia Bain & Company Aadarsh Baijal.
Potensi lainnya yang bisa ditingkatkan oleh Indonesia untuk meningkatkan ekonomi digitalnya ialah dengan terus menggenjot partisipasi masyarakat di ekosistem digital.
Kehadiran High Value User (HVU) atau pengguna bernilai tinggi yang biasanya juga merupakan pelanggan setia layanan ekosistem digital ternyata berpengaruh besar terhadap pertumbuhan ekonomi digital.
Di 2023 tercatat jumlah pembelanjaan dari pengguna bernilai tinggi (High-Value User, HVU) tercatat 6,8x lebih besar jika dibandingkan non-HVU, khususnya untuk perjalanan dan bahan makanan.