Untuk meningkatkan daya beli dan persaingan dengan Thailand, Riyanto mengatakan, pemerintah harus berkorban untuk mengurangi instrumen pajak. Menurutnya, cara ini bisa membuat harga mobil menjadi lebih terjangkau ketimbang yang ada di pasar saat ini.
"Thailand 7 persen PPN, BBNKB tidak ada. Kita 12,5 persen, Ini pajak daerah, hemat saya kalau kita mau kompetitif dengan Thailand, ini harus ada pengorbanan juga, dari sisi penurunan harga nggak mungkin kita bisa bersaing dengan Thailand yang harganya jauh lebih murah," ujarnya.
Selain itu, pajak tahunan kendaraan bermotor di Indonesia juga menurut Riyanto sangat memberatkan masyarakat. Banyaknya instrumen pajak membuat masyarakat harus merogoh kocek jutaan Rupiah setiap tahunnya.
"Di Thailand tidak ada BBNKB, tapi pajak tahunannya itu flat. Perbandingannya untuk MPV low setara Veloz itu pajaknya cuma Rp1,6 juta, kita sudah Rp3 jutaan kalau tidak salah. Innova itu kira-kira Rp2,5 juta, fix itu PKB-nya. Tapi kalau kita PKB ranahnya penerimaan daerah yang melanjutkan," kata dia.
(Dhera Arizona)