"Kenaikan ini mencerminkan penguatan strategi diversifikasi pendapatan non-bunga, termasuk dari bisnis treasury, sindikasi, dan komisi transaksi," ujar Analis CGS International Sekuritas Indonesia, Handy Noverdanius, dalam keterangan resminya, Selasa (28/10/2025).
Menurut Handy, kombinasi keduanya telah berhasil mendorong total pendapatan (total revenue) naik tipis menjadi Rp46,5 triliun, yang dapat dinilai sebagai cerminan pertumbuhan yang sehat di tengah tekanan suku bunga tinggi.
Di lain pihak, cost to income ratio (CIR) berada di 46,1 persen, lebih baik dibanding rata-rata bank besar lain yang masih di kisaran 48 sampai 49 persen.
"BNI berhasil menjaga efisiensi biaya secara berkelanjutan, terutama melalui digitalisasi proses dan disiplin pengendalian beban operasional. Ini memberi ruang bagi profitabilitas tetap terjaga meski margin tertekan," ujar Handy.
Secara keseluruhan, kredit Perseroan tercatat tumbuh 10,5 persen (YoY) menjadi Rp812,19 triliun, sementara dana pihak ketiga (DPK) naik 21,4 persen YoY menjadi Rp934,3 triliun.