Lonjakan simpanan terutama ditopang peningkatan rekening giro dan deposito berjangka, termasuk dukungan penempatan dana pemerintah.
Kombinasi tersebut membuat loan to deposit ratio (LDR) turun ke 86,9 persen dari 95,3 persen pada tahun sebelumnya, yang menunjukkan kondisi likuiditas yang longgar dan ruang ekspansi kredit yang luas.
"Sebaliknya, bank pesaing seperti BRI dan Mandiri masih mencatat LDR di atas 90 persen, yang membuat ruang ekspansi mereka lebih terbatas dan menimbulkan tekanan pada biaya dana," ujar Handy.
Meski margin bunga bersih (net interest margin/NIM) turun menjadi 3,8 persen akibat tekanan yield kredit, cost of fund (CoF) berhasil ditekan ke 2,8 persen, menunjukkan keberhasilan BNI mengelola struktur pendanaan dengan lebih efisien.
Handy memperkirakan tren efisiensi ini akan berlanjut hingga 2026, terutama jika suku bunga acuan mulai menurun.