Pertumbuhan kredit yang agresif, rasio NPL di level rendah dan kemampuan memperbaiki struktur biaya dana, berdampak positif pada perolehan laba bersih (net profit after tax/NPAT) senilai Rp14 miliar. Pencapaian pada kuartal III-2021 ini sekaligus memutus rantai kerugian yang membelit perseroan selama 6 tahun terakhir.
“Meski laba tahun berjalan masih negatif, kami tetap bersyukur atas pencapaian ini. Kami optimistis kinerja kami di masa mendatang akan terus membaik dan Jago akan menjadi bank digital yang profitable serta mampu untuk tumbuh secara berkelanjutan,” kata Kharim.
Sementara itu, aset Jago mencapai Rp11 triliun per akhir September 2021, tumbuh 536% (yoy). Adapun permodalan mencapai Rp8 triliun, sangat solid untuk menunjang ekspansi dan rencana bisnis Jago ke depan.
(SANDY)