Dengan melambatnya inflasi di Amerika Serikat (AS) membuat The Fed berada pada jalur yang lebih longgar dengan prediksi kenaikan seperempat poin pada pertemuan berikutnya.
Banyak analis yang telah disurvei memperkirakan, kenaikan suku bunga di Asia Tenggara akan berakhir di kuartal ini. Itu seharusnya mendukung otoritas fiskal karena mereka ingin mempertahankan pertumbuhan di tengah kekhawatiran resesi beberapa negara maju.
Indonesia kemungkinan akan melanjutkan dengan kenaikan suku bunga acuan yang lebih kecil, mengingat ekspektasi inflasi yang kuat dan kenaikan harga yang sudah melewati puncaknya. BI dijadwalkan akan mengumumkan keputusan suku bunganya pada 19 Januari.
“Dengan mempertimbangkan inflasi yang terkendali dan tingkat terminal Fed sekitar 5%, kami berpikir BI akan mempertahankan kebijakan pada 6% untuk beberapa waktu kecuali jika risiko resesi mendorong sikap akomodatif bank sentral global,” kata Kepala Ekonom di PT Bank Permata, Josua Pardede, dikutip dari Bloomberg, Jumat (13/1/2023).
Bank Negara Malaysia (BNM)
Malaysia adalah yang pertama menaikkan suku bunga acuannya dalam siklus pengetatan ini pada Mei 2022.
BNM telah menaikkan suku bunga acuan secara kumulatif 100 basis poin sejak itu untuk menjinakkan inflasi. BNM akan memutuskan suku bunga acuan pada 11 Januari.
"Menyusul kenaikan suku bunga akhir pada Januari, kami perkirakan perlambatan pertumbuhan dan pelonggaran inflasi akan melihat jeda yang diperpanjang dari BNM untuk sisa 2023," kata Ekonom di Oxford Economics Ltd. Alex Holmes.
Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP)
Filipina kemungkinan mendekati akhir dari kenaikan suku bunga acuan, seperti dikatakan Gubernur Felipe Medalla setelah mengerek suku bunga acuan 25 atau 50 basis poin pada pertemuan berikutnya.
BSP selanjutnya dapat memperlambat tindakan suku bunga karena inflasi diperkirakan akan turun, menurut Menteri Keuangan Benjamin Diokno. Pertemuan BSP berikutnya akan diadakan pada 16 Februari 2023.
"Mengingat tingkat inflasi yang tinggi untuk sebagian besar 2023, kami percaya penurunan suku bunga kemungkinan besar hanya terjadi pada 2024,” kata Ekonom di Philippine National Bank, Alvin Arogo yang memperkirakan tingkat suku bunga akhir sebesar 6,25%.