Pertumbuhan ini juga disertai dengan kualitas pembiayaan yang tetap terjaga, Non Performing Financing (NPF) tercatat di posisi 2,37 persen.
BTPN Syariah juga masih memiliki rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) yang kuat di posisi 58 persen, jauh di atas rata-rata industri. Total aset tumbuh 13 persen (YoY) menjadi Rp 18,54 T dari Rp 16,44 T. Dana pihak ketiga tumbuh 12 persen (YoY) menjadi Rp 10,97 T dari Rp 9,78 T, dan Laba bersih setelah pajak (NPAT) mencapai Rp 1,47 T.
Hadi mengungkapkan, Bank tidak mungkin mencatatkan pencapaian ini secara sendiri saja, ini adalah dukungan seluruh pihak tanpa terkecuali.
„Karenanya, kami sangat berterima kasih atas semua dukungan berbagai pemangku kepentingan; mulai dari #bankirpemberdaya yang menjadi karyawan kami, nasabah pembiayaan kami yang tangguh, nasabah pendanaan yang mendukung penuh, pemerintah dengan program yang seimbang antara pemulihan ekonomi nasional dengan program kesehatan masyarakat, regulator yang meluncurkan berbagai program relaksasi yang memberikan nafas segar untuk perbankan, hingga masyarakat yang memberikan kesempatan dengan baik dan terlibat dalam berbagai program yang dijalankan BTPN Syariah,“ paparnya.
“Sungguh dukungan ini membuat kami bertekad untuk terus memberikan pelayanan terbaik sepenuh hati. Insya Allah, di 2022 kita akan bersama-sama terus bergandengan dalam mengembangkan serta menjalankan berbagai inisiatif strategis untuk mewujudkan kesempatan tumbuh dan hidup yang lebih berarti bagi berjuta rakyat Indonesia,“ tutup Hadi. (RAMA)