Tak hanya itu, lanjut Erwin, KMK Industri Pengolahan turut tumbuh 5,6% (yoy) pada Februari 2023, setelah bulan sebelumnya tumbuh 8,2% (yoy), terutama pada sub sektor Industri Minyak Goreng dari Kelapa Sawit Mentah.
Penyaluran kredit sektor Properti tumbuh 7,6% (yoy), setelah sebelumnya tumbuh 7,3% (yoy), sedangkan Kredit Real Estate tumbuh 17,4% (yoy), setelah bulan sebelumnya tumbuh 16,6% (yoy) yang memiliki sumber perlambatan terutama berasal dari kredit Real Estate Gedung Perkantoran di DKI Jakarta dan Jawa Timur.
Kredit Konstruksi tumbuh sebesar 2,7% (yoy) pada Februari 2023, setelah bulan sebelumnya tumbuh 2,5% (yoy) yang disebabkan oleh pertumbuhan kredit Konstruksi Gedung Industri di DKI Jakarta dan Jawa Tengah. Sementara itu, kredit KPR/KPA tumbuh 7,8% (yoy) pada periode laporan, setelah bulan sebelumnya tumbuh 7,7% (yoy), khususnya pada KPR tipe di atas 70 di Jawa Timur dan DKI Jakarta.
Penyaluran kredit kepada UMKM pada Februari 2023 tumbuh 8,6% (yoy), setelah bulan sebelumnya tumbuh 9,3% (yoy), sedangkan Kredit UMKM skala mikro tumbuh 34,3% (yoy) pada bulan laporan, setelah tumbuh 36,8% (yoy) pada Januari 2023.
Terakhir, kredit UMKM skala menengah terkontraksi 11,9% (yoy), setelah terkontraksi 12,8% (yoy) pada Januari 2023. Di sisi lain, Kredit UMKM skala kecil tumbuh 1,7% (yoy) pada Februari 2023, setelah bulan sebelumnya tumbuh 2,7% (yoy).
"Berdasarkan jenis penggunaan, perkembangan kredit UMKM di Februari 2023 terutama dipengaruhi oleh perkembangan Kredit Investasi," papar dia.
(Penulis Fidya Damayanti magang)
(SAN)